Lubang Hitam yang Baru “Terbangun” Pancarkan Energi 100 Kali Lebih Kuat dari Sebelumnya

Pada Desember 2019, sebuah galaksi biasa yang berjarak 300 juta tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Virgo tiba-tiba menunjukkan aktivitas mengejutkan. Setelah tidak aktif selama puluhan tahun, lubang hitam di pusat galaksi tersebut mendadak memancarkan cahaya terang. Kini, fenomena ini membuat para astronom mempertimbangkan kembali pemahaman mereka tentang perilaku lubang hitam raksasa di alam semesta.
Lubang hitam tersebut kini secara berkala memancarkan sinar-X yang sangat kuat. Ledakan-ledakan ini dikenal sebagai quasi-periodic eruptions (QPEs) atau letusan kuasi-periodik, dan sebelumnya telah teramati dari beberapa lubang hitam lain. Namun, menurut penelitian terbaru, letusan yang terjadi kali ini hingga 100 kali lebih kuat dibandingkan biasanya. Perilaku luar biasa ini pertama kali diamati pada Februari 2024 oleh tim astronom dari Universitas Valparaíso di Chili, yang kini memberikan pandangan baru terhadap lubang hitam yang tampaknya terbangun dari masa dormansi dan belum menunjukkan tanda-tanda akan kembali tertidur.
Dipimpin oleh tim dari Universitas Valparaíso, sekelompok peneliti mempublikasikan pengamatan mereka terhadap QPE yang berasal dari lubang hitam ini dalam jurnal Nature Astronomy pada 11 April. Selain memberikan pemahaman baru kepada para astronom, peristiwa ini juga mendorong komunitas ilmiah untuk meninjau kembali teori tentang dinamika lubang hitam.
Galaksi yang menjadi pusat perhatian ini diberi nama SDSS1335+0728. Keanehan pertama muncul pada tahun 2019 ketika galaksi ini tiba-tiba mulai bersinar terang. Saat itu, para astronom dari European Southern Observatory menganalisis peristiwa tersebut dengan menggunakan teleskop luar angkasa sinar-X milik NASA, Swift, serta data dari teleskop sinar-X eROSITA. Setelah meneliti wilayah pusat galaksi — yang dijuluki Ansky — para ilmuwan menyimpulkan bahwa kilauan tersebut berasal dari lubang hitam supermasif di pusat Ansky yang memasuki fase aktif.
Namun, pada Februari 2024, tim yang dipimpin oleh Hernández-García mendeteksi letusan sinar-X yang belum pernah teramati sebelumnya dari Ansky. Letusan ini terekam oleh teleskop luar angkasa XMM-Newton milik Badan Antariksa Eropa serta NICER, Chandra, dan Swift milik NASA. QPE yang teramati ini berupa semburan sinar-X singkat yang berulang secara berkala. Para astronom menduga bahwa QPE terjadi akibat interaksi antara cakram akresi — yaitu lingkaran materi sangat panas yang berputar di sekitar lubang hitam — dengan objek terdekat, seperti bintang atau bahkan lubang hitam yang lebih kecil.
Penemuan ini memberikan peluang langka bagi para ilmuwan untuk menyaksikan secara langsung lubang hitam yang bangkit dari keadaan tenang. Lebih dari itu, QPE yang sangat kuat ini dapat menjadi kunci penting dalam memahami bagaimana lubang hitam berevolusi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Dengan kekuatan energi yang luar biasa dan pola berulang yang belum pernah diamati sebelumnya, lubang hitam di SDSS1335+0728 menjadi subjek penelitian penting dalam astrofisika modern — memperluas wawasan tentang alam semesta dan menantang teori-teori lama yang selama ini diyakini.